
Instrumen derivatif dan instrumen berjangka merupakan produk unggulan yang diperdagangkan di Monex.
Pengertian dasar dari derivatif
adalah Sebuah instrumen turunan yang memiliki karakteristik dan nilai
berdasarkan instrumen induknya.
Perbedaan mendasar antara dari
perdagangan aset dengan produk derivatif adalah melalui cara
transaksinya yang berbeda dan unik dan memiliki berbagai keunggulan
berikut;
Instrumen derivatif atau berjangka
memungkinkan Anda mengambil keuntungan dari pergerakan naik dan turun
harga. Kendala utama pada transaksi instrumen aset biasa, adalah
keterbatasan untuk mengambil aksi jual. Sehingga keuntungan hanya bisa
dimaksimalkan melalui aksi beli. Kecenderungan ini bisa dilihat pada
instrumen konvensional seperti tanah, saham Indonesia dan aset lainnya.
Krisis subprime mortgage membuat saham
BUMI terpuruk dari harga 8,000 ke 400. Pada saat penurunan tersebut
posisi beli yang sudah diambil sebelumnya sulit sekali untuk ditutup
atau dilikuidasi. Dan jika ingin mengambil keuntungan dari penurunan
sekedar untuk melindungi nilai aset yang sudah dibeli tadi dengan cara
mengambil posisi jual sesaat-pun lebih sulit lagi dilakukan. Karena di
Indonesia short sell tidak diperbolehkan, sehingga pintu lindung nilai
(hedging) hampir tertutup.
Instrumen derivatif/ berjangka tidak
menerapkan pemotongan pajak sehingga profit yang diterima oleh investor
merupakan keuntungan bersih dari hasil transaksi tanpa biaya pajak.
Kemudahan penarikan imbal hasil
investasi menjadi salah satu daya tarik derivatif/ berjangka. Investor
dapat mengambil keuntungan kapanpun dengan proses withdrawal pada hari
yang sama (berbeda dengan sistem investasi lain). Manajemen risiko
derivatif atau berjangka yang profesional memungkinkan investor
derivatif untuk meminimalisir tingkat kerugian, namun memberikan potensi
keuntungan tidak terbatas. Likuiditas produk berjangka sangat tinggi.
Posisi dapat dibuka/ditutup kapan saja Anda inginkan dalam pasar
perdagangan yang umumnya bergerak 24 jam. Nilai tambah ini membedakan
produk derivatif dengan saham, dimana setiap pembukaan dan penutupan
transaksi harus masuk ke antrian dulu dalam pasar yang tidak terbuka 24
jam, sehingga memungkinkan terjadinya lonjakan (gap) pada harga.
0 komentar:
Posting Komentar