This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 13 November 2012

Monex Multi Terminal


Monex Multi terminal merupakan aplikasi penanganan multi account secara simultan, baik monitoring keuangan maupun melakukan transaksi.

Keuntungan menggunakan monex multi terminal:

  1. Transaksi forex, indeks dan komoditi
  2. Harga real time
  3. Berfungsi simultan dengan multi account
  4. Monitor posisi terbuka, keuangan, dan margin level setiap account
  5. Multi bahasa
  6. Mudah digunakan atau user friendly

Monex Mobile Trader


Monex Mobile Trading  merupakan layanan istimewa yang disediakan oleh PT. Monex Investindo Futures dalam  bertransaksi secara online. Melalui layanan monex mobile trader, nasabah dapat “bebas” bertransaksi dimanapun dan kapanpun. Fasilitas ini dapat digunakan melalui PDA, Smart Phone atau Pocket PC berbasis Windows.

Kelebihan bertransaksi dengan Monex Mobile Trader:

  1. Bertransaksi secara online langsung dari telepon selular anda
  2. Harga Real Time
  3. Dapat menggunakan chart dan indikator sesuai kebutuhan
  4. Akses berita-berita ter update di pasar keuangan
  5. Transparan, Kondisi keuangan terpantau dengan jelas

monex trader | metatrader

Monex Trader merupakan trading platform metatrader PT. Monex Investindo Futures yang dapat digunakan oleh nasabah yang ingin melakukan transaksi online. Monex trader menggunakan Metatrader System ver.4.00 dari Metaquotes Software Corp., transaksi online transparan baik dari segi harga, laporan keuangan, dan kecepatan dalam melakukan transaksi.

Apa Saja Kelebihan Monex Trader?
  1. Mudah digunakan atau user friendly
  2. Bertransaksi di metatrader dengan harga real time
  3. Menyediakan berbagai chart dan indikator sesuai kebutuhan nasabah
  4. Tersedia berita-berita update dari pasar keuangan
  5. Platform metatrader multi bahasa (terdapat 20 bahasa yang bisa dipilih)
  6. Transparan, nasabah bisa melihat langsung kondisi keuangannya
  7. Menyediakan fasilitas automated trading melalui expert advisor
  8. Penggunaan bandwidth metatrader yang relatif kecil
  9. Tingkat keamanan yang tinggi
  10. Dapat bertransaksi dengan quotation mencapai 50 lot

Sistem Trading yang mudah tanpa emosi

Sistem Trading

Sistem trading yang menguntungkan dan konsisten, banyak yang beranggapan sangat sulit untuk disusun. Sebetulnya Anda tidak harus menyusun sistem trading dengan serumit dan sesulit itu, sebab mayoritas trader yang berakhir rugi dalam trading bukan dikarenakan sistem trading mereka yang buruk, namun diakibatkan oleh emosi dan sikap tidak disiplin dengan peraturan yang sudah di tentukan. Dalam bisnis trading, jika emosi menjadi pengendali, Anda pasti akan gagal. Sehingga Anda juga memerlukan mindset sistem trading yang kuat dengan trading plan yang juga kuat.

Jika diringkas, sistem trading di bawah ini adalah alasan utama yang menyebabkan kegagalan dalam trading:
  • Salah menempatkan modal (tidak sesuai dengan produknya)
  • Kurang disiplin dan tidak ada trading plan
  • Tidak mempelajari pasar
  • Melakukan analisa/interpretasi yang kurang tepat
  • Mengejar pasar (masuk posisi walupun kriterianya belum memenuhi).
  • Tidak mau menerima kerugian (posisi ditahan tanpa menggunakan stop loss)
Untuk sistem trading tanpa emosi, ada empat tips yang sangat mudah yang akan membedakan antara pemenang dan pecundang;

1. Menyusun Trading Plan

Memiliki sebuah sistem trading plan dan dikuti supaya Anda mengetahui kapan untuk mengambil posisi dan kapan tidak mengambilnya. sistem trading ini sering dilupakan ketika sedang berada dalam kondisi profit.

Dalam sistem trading, Anda harus ambil posisi sesusai trading plan Anda dan bukan sesuai keaadan sekarang. Anda tidak akan mengetahui bahwa sistem trading akan berjalan baik atau buruk jika strategi tidak dijalankan secara konsisten dan alasan sistem trading terus diubah. Sering sekali trader tidak mengikuti sistem trading plan ketika sedang mengalami kerugian, padahal saat tersebut adalah saat-saat kritis dan paling menentukan bagi berkembangnya kemampuan sistem trading ke depan.
{break}
2. Sistem Trading; Simple dan Fleksibel

Trader yang berhasil adalah trader yang sudah menerima bahwa tidak ada sistem trading yang akan berjalan baik selama lamanya. Walaupun trader yang berhasil sangat percaya terhadap sistem trading indikator teknikalnya, namun mereka juga menyadari bahwa terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi performanya.

Karena hal inilah mereka selalu membuka pikiran dan mencari ide baru, belajar dari pengalaman dan akan melakukan trial and error agar ketika sistem trading dievaluasi (pada periode tertentu), mereka dapat memperbaiki sistemnya atau mengubah metodologi sesuai keadan pasar dengan risk to reward yang menarik. Untuk menjadi trader yang sukses, Anda harus mengerti bagaimana sistem trading bereaksi pada saat pasar berubah dan ini akan selalu terjadi.

3. Fokus untuk menjadi konsisten

Trader yang sudah berhasil lebih mementingkan sikap konsisten dibanding profit yang langsung atau cepat.
Jika Anda hanya beruntung pada satu transaksi dan memperoleh profit darinya, Anda masih belum memiliki strategi/ sistem trading yang baik dan Anda belum tentu akan bisa memperoleh profit yang konsisten untuk jangka waktu lama.

4. Take Action

Trader yang sukses akan selalu mengambil tindakan. Aktivitas trading mereka tidak akan terpengaruhi oleh rasa takut. Sebagai contoh, mereka tidak akan menahan posisi yang merugikan (yang tidak sesuai dengan rencana trading) sambil berharap bahwa posisi tersebut akan berbalik menjadi posisi yang menguntungkan.  Mereka juga tidak akan terburu-buru panik dalam mengambil tindakan yang tidak sesuai rencana sistem trading.

Strategi Trading praktis | Trading Optimal

Strategi Trading

Strategi trading dalam dunia investasi, memiliki strategi dan teknik masing masing untuk menganalisis dan mengambil keputusan transaksi. Beberapa diantara strategi trading mereka ada yang hanya menggunakan strategi trading fundamental (misalnya berdasarkan berita atau indikator terkini) atau hanya menggunakan faktor teknikal (misalnya mengamati grafik dan indikator harga) sementara beberapa strategi trading yang lain menggabungkan kedua jenis analisa di atas.

Dari sisi jenis strategi trading mereka, ada yang melakukan transaksi 2 atau 3 kali setahun (jangka waktu panjang), ada juga yang mengambil posisi hingga 50 kali transaksi per hari (jangka waktu yang sangat pendek dan hanya mencari keuntungan kecil dalam setiap transaksinya). Beberapa diantara mereka ada yang berhasil, baik dengan strategi trading yang sama maupun berbeda, menggunakan jangka waktu panjang maupun pendek, namun banyak pula yang gagal.

Mereka yang menghasilkan keuntungan di pasar secara konsisten jika dipertemukan strategi trading akan memiliki karakteristik dan pilosofi yang sama. Kami meringkas karakteristik tersebut agar memudahkan Anda dalam memahami dan mengaplikasikannya.

6 karakteristik dan pilosofi umum strategi trading yang dimiliki oleh trader yang berhasil adalah:

1.    Trading Plan

Keseluruhan trader yang sukses memiliki trading plan. Secara umum isi dari strategi trading plan tersebut adalah;

Penentuan secara spesifik kapan akan mengambil posisi dan kapan akan melikuidasi posisi tersebut. Penentuan resiko strategi trading yang juga spesifik. Kapan, di harga berapa kerugian akan di hentikan, berapa jumlah resiko maksimal yang akan diterima. Penyesuaian hasil trading dengan kapasitas transaksi. Penyesuaian strategi trading ini dilakukan baik ketika menghadapi keuntungan maupun kerugian, baik menggunakan leverage maupun tidak

Yang terpenting dalam strategi trading plan ini bukan hanya pada penyusunannya, namun lebih kepada pelaksanaannya. Trader yang sukses tersebut melaksanakan strategi trading dengan sabar dan disiplin rencana yang telah disusun, tidak mudah panik menghadapi kondisi pasar yang bergerak dinamis dan selalu menganggap bahwa trading adalah bisnis atau investasi jangka panjang.Setelah Anda menyusun strategi trading Anda sendiri, hal yang terbaik Anda lakukan adalah melaksanakan rencana tersebut dengan disiplin dan sabar. Waktu akan membantu Anda mengenali kapan strategi trading tersebut harus di review dan disesuaikan kembali.

2.    Menerima kerugian

Umumnya di atas 90% dari trader yang gagal adalah yang tidak pernah belajar menerima kerugian. Merasa bahwa keputusan mereka benar dan ketika terjadi kesalahan, strategi trading mereka fokus pada posisi yang yang mengalami kerugian dan melewatkan kesempatan transaksi lain yang muncul.
{break}
Trader yang sukses tidak pernah menganggap kerugian bersifat personal, bukan soal strategi trading siapa yang benar, tapi lebih kepada bagaimana menghasilkan keuntungan. Mereka yang berhasil adalah yang langsung menghentikan posisi (cut loss) ketika memahami kesalahan dan fokus pada peluang lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan.

3. Mudah dan sederhana

Karakteristik trader sukses yang lain adalah bahwa mereka tidak membuat aturan transaksi menjadi rumit dan kompleks. Aturan transaksi strategi trading mereka simple dan mudah untuk diikuti atau disesuaikan dengan perubahan pasar yang konstan.

4. Hasil lebih baik dengan resiko yang kecil

Sebelum masuk posisi, trader sukses mempertimbangkan berapa potensi kerugian dan berapa potensi keuntungan. Jika strategi trading mereka menemukan peluang resiko yang tidak sepadan dengan keuntungan, maka mereka tidak akan mengambil posisi.

Trader sukses tidak terburu-buru dalam mengambil keuntungan, namun juga tidak akan menunggu hingga keuntungan berubah menjadi kerugian.

5. Mengikuti arah harga

Sejarah telah membuktikan bahwa strategi trading trader yang berhasil adalah trader yang hanya mengambil peluang transaksi yang sesuai dengan arah (trend) pasar. Hal ini juga berlaku bagi swing trader, yang mengambil posisi pendek dan cenderung berlawanan dengan trend besar. Strategi trading mereka mengambil posisi sesuai dengan trend dengan periode yang berbeda.

6. Jangan Over-trading

Trader yang sukses tidak akan terlibat atau terikat terlalu dalam terhadap satu posisi pada satu instrumen.

Banyak trader masuk posisi tanpa alasan yang jelas dan tidak sesuai dengan strategi tradingnya. Tidak demikian halnya pada trader sukses, strategi trading mereka masuk posisi dengan alasan yang jelas, sesuai dengan seluruh kriteria yang ada dalam rencana strategi trading dan fokus pada keseluruhan rencana dan bukan hanya pada hasil posisi yang ada.

Walaupun sebagian besar trader sudah mengetahui poin penting strategi trading yang menentukan dalam keberhasilan trading, tapi sedikit dari mereka yang benar-benar mengaplikasikan strategi trading apa yang telah di ketahui. Pelaksanaan inilah yang membedakan antara trader sukses dan gagal.

Time Frame dan Stoploss


Bagian ini akan membahas:
  • Time Frame dan penyesuaian dengan strategi trading
  • Penempatan stoploss dan pemilihan jenis stop
  • Trailing stop

Time Frame

Time frame adalah salah satu penyebab buruknya kinerja trading, bila terjadi kesalahan memilih time frame yang sesuai dengan kebutuhan atau karakter investor bersangkutan.

Seseorang bisa saja menganggap time frame weekly atau time frame daily chart bergerak sangat lamban dan menghasilkan sinyal yang sedikit. Menurutnya time frame, grafik intraday lebih sesuai, menghasilkan banyak sinyal dan bergerak cepat sesuai metode dan kepribadiannya. Tetapi time frame seorang yang lain dapat merasakan yang sebaliknya

Menggunakan time frame dalam grafik memungkinkan anda untuk mengambil keputusan berdasarkan strategi trading. Seorang trader yang menggunakan grafik time frame daily atau time frame weekly dan bertransaksi hanya beberapa kali setahun embutuhkan modal lebih besar. Jangka waktu atau time frame lebih panjang juga berarti penambahan biaya overnight and resiko gap (terutama dalam perdagangan saham dan futures)

Seorang trader yang menggunakan grafik time frame 1-15 menit, cenderung bertransaksi sekitar 200 lot sebulan, dengan profit kecil. Pembutuhan modal biasanya kecil, asalkan tidak terlalu banyak kerugian yang berurut dan tidak ada biaya overnight karena posisi biasanya ditutup pada hari yang sama.

Berikut ini adalah panduan untuk menyesuaikan time frame berdasarkan strategi anda:
Time Frame Long term
Grafik : time frame Daily (D1) & time frame Weekly (W1)
Transaksi : Biasanya 2 atau 3 trades/ tahun, potensi profit besar
Drawdown : Besar akibat stoploss yang jauh
Overnight : Biaya overnight dan resiko gap

Time Frame Short term
Grafik : time frame Hourly (H1)
Transaksi : Medium, 5-20 transaksi/bulan, potensi profit relatif besar
Drawdown : Lebih sedikit, stoploss kecil
Overnight : Ada biaya jika disimpan overnight

Time Frame Intra day
Grafik : time frame Minutely, 1 menit (M1), 5 menit (M5), 15 menit (M15)
Transaksi : 20-100an / bulan, potensi profit kecil per transaksi
Drawdown : Besar, akibat gejolak harga
Overnight : Tidak ada biaya overnight
{break}

Penempatan Stoploss

Penentuan kapan harus keluar posisi disaat rugi atau untung memiliki manajemen sendiri. Stoploss order adalah tindakan atau perintah menutup posisi terbuka yang dipergunakan untuk merealisasikan target keuntungan atau membatasi jumlah kerugian seorang trader atau investor dalam setiap kali pengambilan keputusan trading.

Likuidasi stoploss posisi dalam trading secara umum terbagi dalam dua katagori:
  1. Stoploss order, yakni menutup posisi (close position) beli di bawah harga masuk (open position) atau menutup posisi jual di atas harga masuk yang dipergunakan untuk membatasi jumlah kerugian trading.
  2. Take Profit (target), adalah menutup posisi beli (close) di atas harga masuk (open) atau menutup posisi jual (close) di bawah harga masuk (open), yang dipergunakan untuk merealisasikan keuntungan.
Dalam manajemen trading, ada dua kategori utama cara menentukan stoploss:
1. Equity dan Margin Stop

Ekuiti stoploss merupakan stop yang termudah, seorang trader atau investor dapat menentukan stoploss level berdasarkan presentase atau jumlah tertentu dari ekuitinya setiap kali melakukan transaksi. Misalnya, seorang trader konservatif menetapkan 2% resiko dari total ekuitinya dalam setiap kali transaksi. Jika ekuitinya berjumlah $10,000, maka stoploss setiap transaksi adalah $200 atau 20 poin jika menggunakan 1 lot transaksi Euro. Persentase tersebut dapat disesuaikan dengan karakter sendiri, namun umumnya profesional menyarankan tidak melebihi 5% dari equity. Sehingga bahkan dalam 10 kali kesalahan trading sekalipun, equity masih bertahan 50%.

Margin Stoploss, menentukan persentase stoploss berdasarkan margin. Seorang trader dapat menggunakan 1 lot transaksi dan menentukan stoploss berdasarkan kemampuan modal margin 1 lot, misal $1,000 setiap 1 lot transaksi. Metode ini membutuhkan trader untuk memecah accountnya $10,000 menjadi 10 bagian transaksi.

Kedua model stoploss seperti ini, menyandarkan resiko pada faktor internal penggunanya bukan dari eksternal, seperti misalnya penyesuaian terhadap karakter dan fluktuasi pasar.

{break}
2. Technical Stoploss

Cara menutup posisi yang dihitung/ dianalisis berdasarkan kondisi pasar. Penentuan stoploss jenis ini adalah yang paling direkomendasikan oleh trader profesional. Technical stoploss dapat ditentukan berdasarkan kondisi indikator atau oscillator tertentu, atau dapat dilakukan hanya melalui pengamatan pada grafik.

Berdasarkan Indikator


Perpotongan MA atau oscillator yang telah mencapai level ekstrim adalah contoh bagaimana analisa teknikal cukup membantu dalam level menentukan stop.
stoploss
Gambar 1 Contoh transaksi dan stop dengan MA, Euro Hourly
Sebagai contoh, gambar 1 memperlihatkan peluang yang dapat dimanfaatkan ketika crossover moving average terjadi. Setelah Anda mengambil posisi pada crossover pertama yang mengindikasikan sell, Anda disarankan menggunakan stoplosspada perpotongan kedua yang diindikasikan dengan garis merah. Biasanya juga disarankan untuk menutup posisi atau berbalik arah posisi ketika terjadi perpotongan selanjutnya.

Sebelum menggunakan stop ini, Anda sebaiknya menguji secara visual terlebih dahulu MA periode berapa yang terbaik digunakan pada instrumen yang Anda pilih.
{break}
Berdasarkan titik signifikan harga

Grafik adalah kaya akan informasi. Anda dapat memilih stoploss tanpa menambah indikator yang lain. High terbaru mengindikasikan resistance dan low terbaru mengindikasikan support. Menempatkan entry point dan stoploss berdasarkan metode tersebut dapat digunakan seperti yang ilustrasi pada gambar 2.
Entry point dan Stop
Gambar 2 Entry point dan Stop berdasarkan high atau low yang terbaru pada Euro Hourly Chart
Anda dapat menjual ketika harga breakout dan memasang stoploss pada level high sebelum breakout terjadi. Ketika sebuah breakout terjadi, hal ini bisa berarti perubahan tren, sehingga bisa berfungsi sebagai entry yang bagus, tetapi juga dapat berfungsi sebagai exit point, jika breakout terjadi pada arah sebaliknya. Metode tersebut dapat diaplikasi untuk memasuki posisi beli, dan memasang stoploss pada low terbaru.{break}
Menempatkan Trailing Stop

Stoploss tidak harus statis, dapat juga berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar. Setelah menentukan level stop awal (initial stop), seorang trader dapat menyesuaikannya kembali. Stop ini sering disebut dengan trailing stop, yakni perubahan level stop yang digunakan dengan tujuan untuk mengunci keuntungan dan menjaganya agar tidak berubah menjadi kerugian. Seperti pernyataan “Limit your losses and let your profit runs”, yang sering disarankan oleh para profesional.

Trailing stop dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah kelipatan poin, ketika harga bergerak sesuai harapan Anda.

Sebagai contoh, seorang trader yang membeli EUR/USD pada harga 1.4200 dan menetapkan 200 poin sebagai trailing stop pada 1.4000 pada awal transaksi seperti yang terlihat pada gambar 3.

Ketika harga telah mencapai 1.4400, level stoploss dirubah menjadi 1.4200 (bergerak 200 poin ke atas) dan ketika harga bergerak ke 1.4600, stoploss berada di level 1.4400.

Demikian seterusnya, hingga ketika terjadi koreksi lebih dari 200 poin, transaksi sudah terlikuidasi.
Trailing Stop
Gambar 3: Trailing Stop of 200 points on a EUR/USD Hourly Chart
Penggunaan trailing stop mencegah keuntungan yang telah diperoleh trader berubah menjadi kerugian. Seseorang yang tidak menggunakan trailing stop akan berakhir pada kerugian 200 poin jika hanya mengandalkan stop awal saja.

Let your profit runs, bukan berarti tidak mengamankan keuntungan sama sekali. Ketika terjadi pergerakan satu arah yang minim atau bahkan tidak memiliki koreksi sama sekali, keuntungan trader terakumulasi terus tanpa sempat menyentuh level stop manapun. Namun jika terjadi pembalikan harga dengan cepat, disinilah letak trailing stop bekerja, mengawal keuntungan.

Review
  • Ketika trading, seseorang perlu memilih timeframe yang sesuai dengan karakteristik dan strategi trading.
  • Ada tiga jenis timeframe yang harus dipertimbangkan yaitu long term, medium term dan intraday.
  • Dua jenis stoploss penting adalah equity stop dan technical stop.
  • Menggunakan trailing stop memungkinkan Anda untuk menerapkan ungkapan: “Limit your losses and let your profits run” ke dalam aktifitas trading Anda.

Manajemen Modal


Bagian ini akan membahas:
  • Konsep dasar manajemen modal
  • Martingale
  • Anti Martingale
  • Averaging
  • Pyramiding
  • Fixed Fraction
Manajemen Modal (money management) dalam artian finansial adalah sebuah proses penempatan modal di masa kini dan perencanaan modal di masa datang. Proses penempatan manajemen modal tersebut, lama-kelamaan mengalami evolusi dan terus menyesuaikan diri dengan wadahnya sehingga akhirnya memiliki banyak keragaman persepsi.

Para penasehat manajemen modal keuangan biasanya akan berfikir keras untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berapa yang harus dialokasikan, apa saja resikonya dan berapa besar peluangnya?

Hal yang sama juga berlaku dalam dunia trading. Manajemen Modal juga harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sehingga dari sini, maka banyaklah istilah-istilah yang disandarkan kepada Manajemen Modal bermunculan, diantaranya adalah alokasi aset, pengukuran posisi, alokasi portofolio, manajemen posisi atau bahkan manajemen modal perdagangan (terj. bebas dari trade management).

Keseluruhan istilah tersebut pada dasarnya memiliki perbedaan di ciri khas masing-masing, namun memiliki banyak persamaan. Sehingga manajemen modal tidak ada salahnya jika demi kepentingan praktis istilah-istilah tersebut disejajarkan.

Tipe-tipe Manajemen Modal

Metode Manajemen Modal memiliki banyak variasi, namun umumnya metode yang ada paling tidak masuk dalam dua katagori, yakni “add winning” or “add loosing”.

Menambah pada posisi untung, jika tidak menggunakan asumsi penggandaan naik (doubling up) maka pilihan jatuh pada Pyramiding. Dan jika manajemen modal menggunakan prinsip tersebut, maka pilihan jatuh pada metode Anti Martingale.

Dan Menambah pada posisi rugi, akan masuk dalam dua katagori manajemen modal. Menggunakan prinsip penggandaan menurun (doubling down) maka jatuh pada katagori Martingale, dan jika tidak menggunakan prinsip tersebut, maka pilihan manajemen modal jatuh pada Averaging.

1. Martingale

Martingale merupakan teori manajemen modal probabilitas yang memungkinkan kesamaan nilai sesuatu dimasa tertentu dengan masa sebelumnya dengan menggunakan prinsip penggandaan. Metode ini dipopulerkan pada abad ke 18, oleh Paul P. Levy dan pertama kali digunakan sebagai salah satu metode tebak-tebakan (betting) di Francis.

Dalam dunia manajemen modal trading, Martingale dapat diartikan sebagai proses mendapatkan keuntungan sekaligus menutup kerugian dari transaksi sebelumnya dengan keuntungan pertama dari transaksi selanjutnya, melalui penggandaan modal.

Sehingga, setiap kali nilai manajemen modal menurun, ukuran transaksi selanjutnya meningkat. Dengan kata lain, manajemen modal Martingale memilki karakter dasar; resiko meningkat sesuai dengan meningkatnya kerugian. Jika seorang trader mengalami kerugian dalam satu kali perdagangan, maka ukuran lot dalam perdagangan kedua harus meningkat, dalam hal ini menjadi 2 lot.

{break}
Sebagai contoh manajemen modal, dalam satu hari, seorang trader merencanakan 5 kali transaksi EUR/USD, stoplloss dan target profit 50 poin,dan Equity awal =$50,000, Lot berganda. Dengan kondisi perdagangan ternyata 4 kali transaksi loss terjadi berurutan, dan hanya satu transaksi yang menghasilkan keuntungan.

Cara kerja manajemen modal Martingale akan menjadi seperti ini:
  • 1 lot transaksi loss x 50 points = -$500
  • 2 lot transaksi loss x 50 points = -$1,000
  • 4 lot transaksi loss x 50 points = -$2,000
  • 8 lot transaksi loss x 50 points = -$4,000
  • 16 lot transaksi profit x 50 points = +$8,000
  • Total lot = 31
  • Total Loss = -$7,500
  • Total Profit = +$8,000
  • Net Profit/ Loss = $500
  • Total Equity = $50,500
Metode manajemen modal Martingale hanya membutuhkan sekali kemenangan dalam sekian (n) kali perdagangan, untuk menutupi seluruh kerugian akibat perdagangan sebelumnya dan sekaligus meraup keuntungan.

Contoh manajemen modal diatas membahas bahwa pada transaksi kelima, anda memperoleh keuntungan sebesar $8,000 untuk 8 lot yang berarti profit bersih sebesar $500 setelah 4 kerugian berurut.

Table 1 adalah contoh dimana anda membeli 1 lot EUR/USD pada harga 1.2960 dan menggandakan jumlah lot setipa penurunan 30 pip (2 lot pada level 1.2930, 4 lot pada 1.2900 dls). Sehingga manajemen modal jumlah lot menambah dan harga menurun pada waktu yang sama, Pada transaksi keenam, jumlah total lot akan 63 lot dengan harga rata2 1.2839. Seorang trader harus selalu berhati-hati dalam strategi tersebut karena market tren dapat menghabiskan equity sehingga perlu ada batasan jumlah transaksi.
Martingale
Table 1 Martingale {break}
Daripada menutup kerugian perdagangan, manajemen modal Martingale yang populer sekarang lebih memilih likuidasi posisi pada saat harga perdagangan mencapai average tertentu plus keuntungan sekian poin. Disini, seorang trader tidak perlu melakukan likuidasi posisi walau dalam keadaan rugi, bahkan harus menggandakan lot setiap kali kerugian mencapai titik tertentu, sampai akhirnya seluruh kerugian tersebut tertutupi ketika harga mencapai titik average. Sistem Martingale seperti ini adalah yang paling populer dan telah diadopsi oleh banyak Automatic Trading Sytem (robot).

Ancaman akan muncul ketika harga bergerak satu arah, seperti uptrend dan downtrend.

2. Anti Martingale

Dari namanya, metode manajemen modal ini sudah menjelaskan posisinya. Secara kontras dengan Martingale, Anti Martingale tidak akan menggandakan posisi ketika mengalami kerugian. Penambahan hanya terjadi jika posisi dalam keadaan untung. Jadi, resiko manajemen modal akan ditingkatkan sesuai dengan peningkatan keuntungan, tujuannya adalah agar keuntungan yang dicapai semakin tinggi.

Keunggulan yang bisa kita ambil dari manajemen modal ini adalah potensi Anti Martingale dalam menciptakan keuntungan bola salju. Semakin jauh perjalanan semakin besar keuntungan. Namun penting untuk membatasi jumlah transaksi, karena satu trade dapat mengakibatkan kerugian besar

Untuk contoh, simak tabel 2 dimana anda membatasi jumlah transaksi ke lima. Anda membeli EUR/USD pada harga 1.2900 and menggandakan lot setiap kenaikan 50 pip sampai kali kelima di level 1.3100 dengan jumlah lot 16. Setelah level ini, anda tidak akan menambah posisi, kemanapun arah market, sehingga anda akan ada 31 lot sebagai posisi terbuka.
anti martingale
Table 2 Anti Martingale

Kelemahannya akan muncul ketika harga mengalami konsolidasi atau reversal. Jika tidak cepat dintisipasi, akumulasi keuntungan manajemen modal tersebut dengan cepat bisa surut

Gambar 3 adalah contoh transaksi, dimana seorang trader membeli 1 lot EUR/USD pada harga 1.2900. Pada transaksi kelima di harga 1.3100, anggaplah harga turun ke 1.3050. Trader tersebut akan menghilangkan sebagian besar profit dan akan memiliki kerugian sebesar -$2,500. Asumsikan kerugian tersebut tidak terjaga dan EUR/USD terus menurun ke 1.2900 (level awal), anda akan memiliki loss sebesar $33,000 untuk 31 lot.
{break}
anti martingale
Gambar 3 Anti Martingale
3. Cost Averaging

Definisi paling mudah bagi metode manajemen modal ini adalah “menambah pada posisi rugi”. Sekilas, metode manajemen modal ini memiliki kemiripan yang sangat dengan Martingale Averaging, karena keduanya menitik beratkan penambahan posisi pada saat transaksi sebelumnya mengalami kerugian.

Namun agar lebih jelas, mari kita lihat contoh; Jika seorang trader bertransaksi EUR/USD  dan menggunakan metode Cost Averaging 20 poin, dalam 6 kali transaksi.
Cost Averaging
Table 4 Cost Averaging
Pada tabel 4, dapat dilihat bahwa manajemen modal total lot yang dihasilkan hanya berjumlah 6, sesuai dengan jumlah transaksi. Averaging tidak menggunakan prinsip Doubling atau penggandaan posisi, sehingga penambahan keuntungan tidak secepat Martingale. Namun demikian, potensi kerugian yang ditimbulkan pun tentunya lebih kecil dibanding Martingale

Faktor manajemen modal yang kedua adalah, Cost Averaging  tidak bertujuan untuk satu kali kemenangan, melainkan ke arah akumulasi posisi, yang umum digunakan dalam trading jangka menengah dan panjang.

Metode manajemen modal tersebut sangat sering diaplikasikan ke pasar Forex, saham, dan reksa dana, tetapi tidak begitu terkenal untuk futures karena ada tanggal kadaluarsa.
{break}
4. Pyramiding

Manajemen modal Pyramiding, adalah kebalikan secara total dari metode Cost Averaging. Yakni; “menambah pada posisi untung”.

Manajemen modal seorang trader mengalokasikan dananya sebesar $10,000 untuk trading EUR/USD, dan membeli 2 lot diharga 1.2900, dan akan kembali membeli 2 lot jika harga Euro mencapai 1.3000, dan seterusnya, maka Devy hanya membutuhkan 5 kali transaksi dengan trend bergerak 400 poin untuk membuat return 200% seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.
Pyramiding
Tabel 5 Pyramiding
Logika dibalik Pyramiding adalah jika pasar bergerak sesuai dengan yang diharapkan, maka kemungkinan besar trend sedang terjadi. Dan tambahan posisi perlu dilakukan dengan harapan pasar akan meneruskan arah sesuai dengan trend, dan manajemen modal ini bisa sangat powerful dalam menciptakan keuntungan.

Namun bagaimanapun, setiap metode manajemen modal memiliki kelemahan tersendiri. Pyramiding bisa juga mengecewakan jika harga bergerak tidak sesuai dengan perkiraan atau harapan sebelumnya.{break}
5. Fixed Fractional Position Sizing

Manajemen modal jenis ini beserta variasinya merupakan metode yang pernah terbanyak dan paling direkomendasikan oleh trader profesional dan mungkin kita disadari atau tidak telah menggunakan metode manajemen modal ini sejak lama.

Secara sederhana, Manajemen modal Fixed Fractional method adalah penentuan ukuran posisi secara tetap (fixed) berdasarkan persentase manajemen modaltertentu dari jumlah jumlah modal.

Sebagai contoh, seorang trader katakanlah seorang trader memiliki modal $10,000 dan menggunakan Fixed Fractional Method 5%, maka ia tidak akan mau menerima resiko lebih dari $500 ($10,000 x 0.05) dalam setiap transaksi yang dilakukannya.

Dan jika ia adalah EUR/USD trader, maka manajemen modal ia akan menempatkan stop loss 50 poin lebih rendah dari harga beli, atau 50 poin lebih tinggi jika mengambil posisi jual, dengan ukuran stop tersebut berarti dia hanya akan menggunakan manajemen modal 1 lot dalam transaksinya.

Dan jika, ia kemudian memutuskan untuk meningkatkan resikonya menjadi 10%, maka ia dapat menambah jumlah posisi menjadi 2 lot dalam transaksi tersebut.
$ 10,000 x 0.10 = $ 1,000 $ 1,000 =2 lots $ 500
Jumlah kontrak yang dipilih untuk trading bisa meningkat dengan modal. Asumsikan risiko maksimum sebesar 10% per transaksi. Artinya untuk setiap $10,000, anda dapat be-resiko $1,000 per trade.

Sebagai contoh manajemen modal, tabel 6 memperlihatkan bahwa untuk setiap peningkatan $10,000 modal, satu lot ekstra dapat ditambah untuk trading, karena setiap lot membutuhkan $1,000 sebagai margin. Jika modal meningkat ke $20,000, 2 lot dapat diperdagangkan. Jika modal turun balik ke $10,000, hanya 1 lot diperbolehkan seperti sebelumnya. Semakin tinggi modal, semakin tinggi lot

Manajemen modal, resiko sesuai dengan persentase yang sudah ditentukan sebelum  manajemen modal
Tabel 6 Fixed Fraction
Review
  • Manajemen modal berkaitan dengan resiko untuk setiap transaksi
  • Ada dua jenis konsep manajemen modal yaitu berdasarkan transaksi terakhir dan berdasarkan ekuiti.
  • Jenis manajemen modal pada umunya menambah posisi pada saat untung atau rugi dengan jumlah lot tetap atau dengan penggandaan.
  • Melalui Fixed Fractional Anda dapat memilih persentase resiko yang ingin digunakan.
  • Semakin tinggi persentase resiko terhadap ekuiti, semakin sedikit transaksi rugi yang mampu Anda terima.

Manajemen Resiko Trading


Pengertian Manajemen Resiko
  • Dasar manajemen resiko
  • Pengertian resiko setiap transaksi
  • Pengertian mengenai resiko pasar
  • Risk to reward ratio dan Pareto principle
Manajemen resiko seseorang yang bekerja atau berwirausaha di kawasan strategis, setiap harinya berhadapan dengan kondisi jalanan yang macet. Seseorang tersebut bisa saja yakin dapat sampai di kantor tepat waktu. Namun, tentu kondisi di jalanan tidak ada yang tahu, misalnya pohon tumbang akibat hujan sebelumnya, atau jalanan ditutup atau faktor lain yang dapat menyebabkan terhalangnya perjalanan.

Kemampuan seseorang tersebut dalam mengelola ketidakpastian di jalanan adalah salah satu bentuk manajemen resiko.

Sama halnya dengan dunia finansial. Resiko adalah ketidakpastian yang bakal terjadi dari setiap situasi dan keputusan yang kita ambil. Hanya saja konsekuensi dari manajemen resiko tersebut adalah berkurang atau hilangnya sebagian dana kita.

Manajemen resiko membantu Anda untuk mengenali resiko apa saja yang mungkin dihadapi dan apa saja cara yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya.
{break}
Manajeman Resiko penting yang perlu diperhatikan
Dalam trading, manajemen resiko sangat dibutuhkan, karena banyak resiko yang Tentunya banyak jenis resiko yang ada di alam ini yang senantiasa mengintai Anda dalam melakukan aktifitas trading. Dua risiko penting adalah:

1. Manajemen Resiko trading/bertransaksi

Manajemen resiko trading adalah resiko yang Anda ambil ketika menentukan seberapa besar modal dan volume transaksi yang dilibatkan dalam setiap keputusan. Resiko jenis ini sepenuhnya dibawah kontrol Anda.
a. Resiko total equity

Manajemen resiko Profesional biasanya menganjurkan resiko total dibatasi maksimum hanya sampai 20-30%, jika Anda cukup confident, maka Anda bisa menyesuaikannya.

b. Resiko per kali masuk posisi

Setelah Anda menentukan batasan resiko equity, barulah manajemen resiko stoploss dapat ditentukan. Metode untuk menentukan stoploss beraneka ragam. Tapi sebaiknya manajemen resiko anda harus melihatnya dari total equity.
Tabel 1 di bawah memberikan gambaran manajemen resiko, bahwa semakin banyak resiko yang Anda ambil, semakin sedikit transaksi yang dapat dieksekusi. Jika Anda ingin menggunakan 1% dari total equity dalam setiap transaksi, maka Anda memiliki 100 kali kesempatan transaksi. Jika Anda memilih 5% dari total ekuiti, Anda akan memiliki 20 kesempatan. Hal ini perlu di pertimbangkan manajemen resikonya agar Anda dapat menemukan rasio risk reward yang sesuai.
manajemen resiko
Tabel. 1 Perbandingan resiko per transaksi dan kesempatan
Dalam tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semakin besar presentase resiko, maka semakin mengecil jumlah kesempatan yang kita miliki. Banyak pihak, menyarankan manajemen resiko tidak boleh lebih besar dari 2% total ekuiti per transaksi, sehingga walaupun 25 kali kesalahan terjadi berurutan, Anda masih memiliki 50% ekuiti untuk dapat memulihkan kinerja trading.
{break}
2. Market risk

Manajemen resiko ini adalah resiko yang sudah dimiliki oleh pasar dengan sendirinya, baik sebelum Anda terlibat didalam maupun sesudah itu. Anda sama sekali tidak dapat melakukan apa-apa terhadap jenis resiko ini, kecuali mengenal menganalisa dan mencari cara mengatasinya.

Setiap instrumen trading memiliki keunikan tersendiri, 3 manajemen resiko terpenting yang harus Anda pertimbangkan adalah:

Perubahan harga dan volatilitas


Yang pertama dan yang paling dasar adalah perubahan harga pasar. Perubahan ini tentunya akan menciptakan manajemen resiko tersendiri bagi aktifitas trading Anda. Saham yang berkapital besar biasanya bergerak lebih stabil dibanding yang berkapital kecil. Forex dan index juga sama, beberapa index dan mata uang bergerak lebih stabil dibanding yang lain.

Volatilitas yang tinggi, terutama jika dibarengi dengan range pergerakan yang besar, dapat memaksa Anda untuk melonggarkan batasan resiko yang sudah Anda tentukan, misalnya manajemen resiko dengan cara menempatkan stop loss yang lebih jauh.

Liquidity risk

Untuk melikuidasi posisi saham, biasanya data Anda akan di input dalam daftar antrian. Jika pasar dalam keadaan turun, dan pembeli sulit ditemukan, Anda mungkin tidak dapat melikuidasi posisi hingga kerugian besar menimpa Anda. Resiko seperti ini juga harus dipertimbangkan dalam manajemen resiko, dan mencari cara untuk mengatasi kerugian yang mungkin timbul tersebut, Anda bisa saja, misalnya, melakukan shot sell (jika memungkinkan) atau melakukan hedging di pasar future atau pasar CFD.

Manajemen resiko likuiditas seperti ini bagi instrumen futures atau derivative lain sangat minim, terutama setelah adanya aktifitas online trading, yang memungkinkan pelaksanaan transaksi secara elektronik.

Risiko leverage dan margin

Resiko leverage dapat diartikan sebagai manajemen resiko yang muncul akibat penggunaan skala modal yang lebih besar dibanding modal yang disetorkan. Misalnya Anda dapat membeli atau menjual suatu instrumen seharga $ 100,000,- dengan hanya menyetorkan jaminan dana sebesar $1,000. Jaminan tersebut bukanlah jumlah maksimum kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi Anda, namun sebagian dari modal total yang Anda setorkan juga turut menanggung resiko tersebut. Hal ini terjadi karena leverage mengandung dana pinjaman dan kita harus membayarnya kepada broker jika transaksi berjalan buruk.

Overnight risk

Untuk manajemen resiko instrumen berjangka, Anda menyimpan posisi overnight. Berita tertentu dapat menyebabkan market untuk bergerak di arah yang diinginkan atau sebaliknya. Terkadang, anda tidak dapat menyimpan order likuidasi ketika market tutup. Sehingga nenyimpan posisi overnight merupakan manajemen resiko yang perlu dipertimbangkan.

Contohnya: untuk Lehman Brothers (LEH). Sehari sebelum pengumuman kebangkrutan, saham LEH menutup pada harga $4.00. Pada hari kebangkrutan, LEH membuka pada harga $0.24. Penurunan ini adalah sebesar 94% dalam sehari. Posisi jual akan menghasilkan keuntungan luar biasa pada hari itu, sebaliknya posisi beli akan menggerus keseluruhan modal.
{break}
Asumsi manajemen resiko yang perlu diperhatikan

Dalam menyusun manajemen resiko, ada tiga hal yang perlu Anda pertimbangkan sebagai bahan dasar pengelolaan resiko Anda, yang pertama adalah rasio risk to reward, kedua adalah rasio win loss dan yang ketiga adalah prinsip Pareto.

1. Risk to Reward Ratio

Adalah manajemen resiko rasio yang digunakan untuk membandingkan potensi keuntungan dengan resiko dalam setiap pengambilan keputusan transaksi. Risk reward ratio dalam hal ini berbeda dengan yang umumnya dipahami, dalam dunia trading istilah tersebut digunakan sangat sederhana sebagai sebuah gambaran tentang manajemen resiko yang Anda akan ambil untuk mendapatkan sejumlah tertentu keuntungan.

Misalnya jika Anda memiliki rasio risk reward 5:1, bukan berarti bahwa Anda secara nyata menerima keuntungan 5 kali lebih besar dibanding resiko. Sekali lagi bahwa hal ini adalah rasio bukan fakta.

Untuk menyusun rasio risk reward bagi setiap orang akan berbeda-beda dan bersifat subjektif. Investor bermodal besar akan memiliki tingkat penerimaan terhadap resiko lebih besar dibanding pemodal kecil. Faktor personal lain manajemen resiko, seperti tujuan, karakter dan usia juga berpengaruh dalam menyusun rasio.

Untuk menyesuaikan rasio tersebut ke dalam aktifitas transaksi manajemen resiko juga tidak terlalu rumit, ada banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan merubah komposisi modal, stop loss atau bahkan dengan merubah exit point.

Menyusun rasio anda sendiri

Penyusunan manajemen resiko reward tidak perlu rumit, bahkan sangat sederhana . Anda hanya perlu menjawab dua pertanyaan di bawah ini;
  1. Berapa jumlah keuntungan yang Anda inginkan dari setiap transaksi? Berapa jumlah dana yang rela Anda tempatkan ke dalam resiko untuk mendapatkan keuntungan tersebut?
     
  2. Setelah Anda menjawabnya, bagilah jumlah keuntungan tersebut terhadap jumlah resiko yang Anda relakan, dan hasilnya Anda telah mendapatkan rasio risk reward Anda sendiri.
2. Win Loss Ratio

Rasio ini bermaksud mengukur seberapa besar presentase manajemen resiko kemenangan berbanding kerugian yang dihasilkan oleh sistem trading Anda.

Untuk mendapatkannya, Anda tentunya harus memiliki sistem manajemen resiko terlebih dahulu, susunlah sistem tersebut dan uji hasilnya baik dalam bentuk back testing ataupun forward testing dengan menggunakan demo account.

Anda juga dapat melakukannya dengan test visual melalui grafik jika itu mudah dilakukan. Setelah itu, catatlah hasil berapa kali sistem tersebut menghasilkan keuntungan dan berapa kali menghasilkan kegagalan. Dengan demikian manajemen resiko Anda telah mendapatkan win loss ratio.
{break}
3. Pareto Principle

“Vital few and trivial many”. Prinsip Pareto mengatakan bahwa 20% dari sesuatu itu selalu mendatangkan hasil 80%. Atau dengan kata lain, 80% hasil diperoleh dari 20% aktifitas, dan 20% dari hasil selalu diperoleh dari 80% aktifitas. Dalam artian trading, profit yang efektif itu datang hanya dari sebagian kecil (20%) aktifitas transaksi Anda.

Anda tidak harus mengadopsi angka prinsip ini secara persis, yang terpenting yang harus kita pahami adalah bahwa kebanyakan dari aktifitas trading biasanya hanya menyumbang sebagian kecil bagi pertumbuhan modal kita.

Sebagai contoh manajemen resiko, katakanlah sebuah metode memiliki probabilitas 60% kekalahan dan 40% kemenangan. Prinsip diatas dapat berjalan seperti ilustrasi dibawah;

10 Transaksi EUR/USD; setiap transaksi memiliki SL 50 poin dan TP 100. 6 dari transaksi tersebut terkena stoploss dan menghasilkan kerugian, 4 lainnya menghasilkan keuntungan.
  • 6 Transaksi Loss x 50 poin (pips) x $10/poin =- $3,000
  • 4 Transaksi Profit x 100 poin x $10/poin = +$4,000
  • Net Profit/ Loss = +$1,000
Artinya bahwa dengan mengelola manajemen resiko trading Anda, metode yang buruk sekalipun masih dapat Anda manfaatkan untuk menghasilkan keuntungan.

Review
  • Ketika trading, hal yang perlu Anda perhatikan dalam manajemen resiko adalah seberapa besar total kekayaan Anda yang siap Anda tempatkan ke dalam resiko. (Saran pada umumnya berkisar antara 20¬% dan 30%..
  • Hal lain yang perlu diperharikan ketika trading adalah manajemen resiko pergerakan harga, volatilitas, resiko margin dan juga resiko untuk posisi overnight
  • Rasio risk to reward akan memberikan perbandingan manajemen resiko yang diambil terhadap profit yang dihasilkan.

Parabolic SAR -PT Monex investindo Futures-


Definisi Parabolic SAR

Parabolic SAR adalah salah satu indikator harga dalam analisa teknikal yang ditujukan untuk mengenali kecenderungan berbaliknya tren harga, sesuai dengan namanya SAR; Stop and Reverse. Alat ini pertama kali diperkenalkan oleh J. Welles Wilder, Jr, dalam bukunya "New Concepts in Technical Trading Systems. Selain berfungsi sebagai indikator reversal, Parabolic SAR juga dapat dan umum digunakan sebagai alat untuk menentukan level stop loss atau exit point.

Pengunaannya yang efektif dalam menentukan level stop membuat indikator ini sangat populer bagi kalangan trader, terutama dalam menentukan level trailing stop, level stop yang fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan harga.

Unsur Parabolic SAR

Sesuai namanya, Parabolic SAR merupakan indikator yang menyerupai parabola yang di bentuk melalui sederetan titik-titik.

Terdapat dua parameter yang digunakan dalam perhitungan Parabolic SAR, yang pertama adalah Step, yang merupakan angka penentu letak titik SAR terhadap harga. Semakin tinggi step tersebut, semakin sensitif indikator akan bekerja, sehingga intensitas fluktuasi SAR bergerak ke atas dan ke bawah harga menjadi tinggi dan menghasilkan banyak kesalahan atau kegalalan yang membuat prediksi atau antisipasi semakin sulit.

Unsur yang kedua adalah Maximum step, yang merupakan angka yang mengatur penyesuaian titik SAR terhadap pergerakan harga selanjutnya. Semakin tinggi angka ini, maka semakin dekat titik SAR terhadap pergerakan harga selanjutnya, dan sebaliknya semakin rendah Maximum Step maka titik SAR atau trailing stop akan semakin menjauh dari pergerakan harga.

Wilder sendiri merekomendasikan nilai step dan maximum dibiarkan dengan nilai default 0,02 dan 0,2.

Penggunaan Parabolic SAR

Seperti halnya indikator trend yang lain, Parabolc SAR bekerja dengan baik pada saat harga berada dalam kondisi uptrend atau downtrend. Sementara dalam dalam kondisi sideway Parabolic SAR sering kali menghasilkan sinyal yang gagal, atau umumnya dikenal dengan istilah whipsaw.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Wilder sendiri merekomendasikan penggunaan Parabolic SAR harus dipandu dengan indikator trend lain, yang dapat memberikan konfirmasi apakah trend yang berlangsung memadai, baik dari sisi arah maupun kualitasnya. Wilder mengatakan trend harus dikenali dulu dengan baik, misalnya dengan menggunakan indikator ADX, baru kemudian mengambil posisi menggunakan Parabolic SAR sesuai arah trend yang sudah dikenali tersebut.

Secara umum, Parabolic SAR memiliki dua kegunaan penting;

1. Mengenali tren harga

Yang pertama adalah mengenali trend harga dengan cara mengamati pergerakan titik-titik SAR atau dot yang berada di bawah atau di atas pergerakan harga.
a.    Trend naik dapat diidentifikasikan jika Harga bergerak di atas SAR,
b.    Sementara trend turun dikenali jika Harga bergerak di bawah SAR.
{break}
2. Entri dan exit

Yang kedua adalah mengenali entri dan exit melalui pengamatan terhadap harga yang melewati titik-titik SAR bagian atas atau bawah.
a.    Beli ketika harga melewati titik SAR bagian atas.
b.    Jual ketika harga melewati titik SAR bagian bawah.
c.    Sinyal Exit atau Stop muncul ketika sinyal masuk posisi berlawanan terjadi.
parabolic SAR
Gambar 1. Contoh penggunaan parabolic SAR
Memanggil Parabolic SAR ke dalam Grafik

Untuk memanggil Parabolic SAR ke dalam grafik Anda, klik menu insert, pilih indikator, trend kemudian Parabolic SAR. Lihat Gambar 2.
arabolic SAR
Gambar 2. Memanggil Indikator Parabolic SAR ke dalam Grafik
Anda juga dapat melakukan hal yang sama dengan cara klik pada ikon indikator pada Toolbar.

Pivot Point


Pivot Point adalah level harga teknikal yang digunakan untuk menganalisis dan memperkirakan pergerakan harga, yang perhitungannya diperoleh dari rata-rata harga terpenting (high, low dan close) sebuah instrumen dalam periode tertentu.

Unsur dan cara perhitungan Pivot Point

Umumnya unsur terpenting harga yang di jadikan dasar perhitungan pivot point adalah high, low dan close, namun variasi yang muncul akibat berkembangnya penggunaan pivot point memungkinkan penambahan unsur open.
  • Open: Harga pembukaan perdagangan sebuah instrumen dalam periode tertentu
  • High: Harga perdagangan tertinggi dari sebuah instrumen dalam periode tertentu
  • Low: Harga perdagangan terendah dari sebuah instrumen dalam periode tertentu
  • Close: Harga penutupan perdagangan sebuah instrumen dalam periode tertentu
Perhitungan Pivot Point

Dasar perhitungan Pivot point diperoleh dari penjumlahan harga high, low dan close kemudian di bagi 3:
Pivot point
Namun selain dengan cara di atas, Pivot point juga dapat diperoleh dari beberapa variasi misalnya dengan menambahkan unsur open sebelumnya kemudian di bagi 4:
pivot point
Atau menambahkan harga high, low, dan close periode sebelumnya, tambah open periode sekarang kemudian di bagi 4:
pivot point
Variasi yang lain adalah dengan cara menambahkan bobot yang dianggap penting, misalnya dengan cara lebih menekankan pada penutupan pasar:
pivot point
Perhitungan support dan resistance dari pivot point dapat diperoleh melalui formula:
  • R2 = P + (H - L)
  • R1 = P + (P - L)
  • S1 = P + (P + H)
  • S2 = P - (H + L){break}
Penggunaan Pivot Point

Penggunaan dasar pivot point sebagai alat prediksi dengan cara menjadikan pivot point sebagai titik awal pergerakan harga, sehingga setiap pergerakan yang melewati level pivot point dapat diasumsikan bullish atau bearish sesuai arah pergerakan harga. Pivot point memberikan dua kegunaan yang berbeda dan penting bagi trader; 1.

Menentukan tren pasar jangka pendek

Metode ini dapat diperoleh dengan cara membandingkan pergerakan harga dengan pivot point. Jika harga bergerak ke atas dan berhasil melampaui pivot point, maka tren dapat dianggap bullish dan sebaliknya, jika harga bergerak ke bawah dan berhasil melewati pivot point, maka trend dapat dikatakan bearish. Hal yang perlu diingat dalam proses identifikasi tren melalui pivot adalah asumsi tren hanya dapat dipegang dalam jangka waktu tertentu saja, sesuai dengan periode atau time frame grafik yang digunakan. Jika pivot point diambil dari grafik daily, maka perhitungan pivot baru akan diperoleh pada saat penutupan pasar, sehingga pivot sebelumnya sudah tidak lagi berlaku.

2. Menentukan level Entri dan exit

Selain untuk menganalisis tren, terlampuinya level pivot dapat digunakan sebagai level entri dan exit. Umumnya level-level tersebut diperoleh melalui penggunaan support dan resistance pivot point.

Sebagai contoh misalnya seorang trader yang berorientasi trend following dapat menempatkan order posisi beli beberapa tick di atas level resistance (buy stop) dan menempatkan stoploss beberapa tick di bawah level support, atau sebaliknya menempatkan posisi jual beberapa tick di bawah level support (sell stop) dan stoploss beberapa tick di atas resistance.

Seorang trader lain juga dapat menggunakan metode yang berbeda, dengan menempatkan posisi jual beberapa tick di bawah resistance penting (sell limit), dan menempat stoploss beberapa tick di atas resistance. Atau juga sebaliknya, menempatkan posisi beli beberapa tick di atas level support (buy limt), dan menempatkan stoploss beberapa tick di bawah support.

Contoh Penggunaan:
Pivot pon dan Resistance level
Gambar 1. Pivot point dan Resistance level

FIbonacci Numbers


Fibonacci Numbers adalah angka urutan matematis yang diperoleh dari penjumlahan 2 angka pendahulunya (contoh:1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144..dst). Ditemukan kembali oleh Leonardo Da Pisa atau Fibonacci (Son of Bonacci) pada abad ke 13.

Pembagian angka fibonacci numbers dengan sebelumnya akan menghasilkan kisaran 1.618, terutama setelah urutan angka 55 (89/55=1.61818). Dan pembagian angka kedepan akan menghasilkan kisaran 0.618 (55/89=0.618). Angka ini yang kemudian disebut sebagai the golden ratio atau phi.

Penggunaan awal angka-angka Fibonacci numbers dalam dunia trading dikenal melalui teori Elliott Wave dan W.D. Gann, namun belakangan penggunaannya telah meluas sehingga metode trading yang murni berdasarkan Fibonacci Numbers banyak bermunculan.

Umumnya Metode trading fibonacci numbers berdasarkan pada dua hal; Koreksi dan Proyeksi.

1. Koreksi (retracement) Pergerakan koreksi biasanya akan berada pada level:
  1. 0.382   
  2. 0.50
  3. 0.618
Untuk menggunakan fibonacci numbers, klik simbol Indikator Fibonacci RetracementIndikator Fibonacci Retracement yang ada di Monex Trader Anda dan drag dari titik A ke B.
Fibonacci Retracement
Gambar 1. Menggunakan Fibonacci Retracement
2. Ekspansi (Projection) Pergerakan ekspansi setelah terjadinya koreksi, umumnya akan menuju level:
  1. 0.618
  2. 1.618
  3. 2.618
  4. 4.235
Untuk menggunakannya, klik simbol Indikator Fibonacci numbers Indicators Fibonacci numbersExpansion yang ada di Monex Trader Anda dan drag dari titik A ke B, kemudian sesuaikan titik koreksinya ke C. {break}
Fibonacci Projection
Gambar 2. Menggunakan Fibonacci Projection
Kedua tool ini sudah terdapat dalam Monex Trader Anda secara default. Jika Anda tidak melihatnya, klik kanan di box line studies, pilih customize dan tambahkan fibonacci retracement dan expansion ke kolom kanan.
fibonacci level koreksi
Gambar 3. Level koreksi dan ekspansi pada Euro

Moving Average Convergence Divergence (MACD) -PT Monex investindo Futures-


Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah bagian dari oscillator yang digunakan secara luas oleh kalangan trader dan investor. Dikembangkan oleh Gerald Appel, berdasarkan prinsip double cross MA.
Moving Average Convergence Divergence (MACD) setting
Gambar 1. Untuk memasukkan indicator Moving Average Convergence Divergence (MACD) ke dalam Grafik, pilih menu insert dan indikator, kemudian oscilator dan MACD.
Moving Average Convergence Divergence (MACD) terdiri dari dua garis:
  1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)  Line, dihitung berdasarkan perbedaan dua garis Exponentially Smoothed Moving Average. Garis ini dalam grafik akan terlihat bergerak lebih cepat dibanding signal, sehingga terkadang disebut faster line.
     
  2. Moving Average Convergence Divergence (MACD)  Signal, adalah periode tertentu (default 9) SMA dari MACD Line. Garis ini terkadang disebut sebagai slower line.
{break}
Penggunaan MACD
  • Sinyal entry market pada dasarnya muncul begitu Moving Average Convergence Divergence (MACD) Line dan Signal berpotongan.
  • Perpotongan MACD Line ke atas MACD Signal, akan menghasilkan sinyal Buy. Dan perpotongan MACD Line ke bawah MACD Signal akan memunculkan sinyal Sell.  Moving Average Convergence Divergence (MACD) memiliki garis 0 (nol) sebagai area netral. Persepsi over bought atau over sold akan muncul pada saat kedua garis Moving Average Convergence Divergence (MACD) bergerak terlalu jauh dari area 0. Dan setiap perpotongan keatas atau kebawah area 0 juga memunculkan sinyal entry.  
  • Bearish Divergence terjadi pada saat Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang telah jauh berada di atas area 0 tidak  membentuk puncak terbaru (lower high), sementara harga masih membentuk puncak baru (higher high).  
  • Bullish Divergence muncul jika Moving Average Convergence Divergence (MACD) telah berada jauh di bawah 0, dan tidak membentuk titik terendah baru (higher low), sementara harga masih memebentuk lower low.
MACD dalam USD/JPY Daily
Gambar 1. MACD dalam USD/JPY Daily  

Stochastic Oscillator -PT Monex investindo Futures-


Stochastic Oscillator merupakan indikator teknikal yang ditemukan oleh George C. Lane, stochastic oscillator sangat populer dan digunakan secara luas oleh trader dan investor dalam hampir seluruh instrumen keuangan dunia. stochastic oscillator dipergunakan untuk membantu menentukan level overbought dan oversold.

Overbought dan oversold memiliki arti bahwa pasar telah bergerak terlalu jauh dan terlalu cepat , sehingga membutuhkan koreksi dalam waktu dekat. Stochastic  juga merupakan bagian dari Oscillator yang menggunakan fixed range  0 sampai 100. Dengan area ekstrim berada di area 70 (80) dan 30 (20).
stochastic oscillator
Gambar 1. Memasukkan Indikator Stochastic oscillator ke dalam grafik "Pilih menu insert kemudian indikator (atau klik ikon fungsi) pilih oscillator dan stochastic"{break}
Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis:

%K adalah garis yang tercepat, merupakan perbandingan dari harga close dikurang low periode tertentu dan harga high dikurang low periode tertentu. %D adalah garis yang lebih lambat, merupakan average dari %K sepanjang periode tertentu.

Penggunaan Stochastic Oscillator:
  • Standarnya, pembacaan diatas 70 diasumsikan sebagai overbought, dan area 30 adalah area oversold. Namun banyak analis lebih mengatakan area ekstrim 80 dan 20 jauh lebih representatif.
  • Secara teori, Sinyal buy dalam Stochastic Oscillator akan muncul pada saat %K bergerak ke atas memotong %D yang terjadi di bawah area 30 dan keduanya (%K & %D) mengarah keatas.
  • Sinyal sell muncul pada saat %K bergerak ke bawah memotong %D yang terjadi di atas area 70, dan keduanya mengarah kebawah
  • Divergence dan convergence terjadi ketika harga bergerak membentuk highest high atau lowest low tetapi stochastic oscillator tidak pada saat yang sama tidak membentuk highest high atau lowest low. Sinyal ini penggunaannya mirip dengan penggunaan indikator lain seperti MACD dan RSI.
penggunaan stochastic oscillator
Gambar 2. Penggunaan Stochastic oscillator

Bollinger Bands


Menyiasati Bollinger Bands Sebagai penghasil sinyal transaksi

Bollinger bands merupakan salah satu dari beberapa indikator yang populer bagi kalangan trader dunia. Banyak sekali strategi trading yang ada saat ini menggunakan Bollinger bands sebagai dasar pengambilan keputusan transaksi, termasuk yang sudah berbentuk Expert Advisor (robot). Diantara sistem trading tersebutpun tidak sedikit yang sukses menghasilkan keuntungan secara konsisten, dan hal itu merupakan tujuan dari penulisan artikel Bollinger bands  kali ini.

Sebelum kita membahas strategi trading berdasarkan Bollinger bands, tentu diperlukan pemahaman mengenai indikator tersebut, dasar perhitungan dan bagaimana cara penggunaannya.

Apa itu Bollinger Bands?

Bollinger Bands adalah indikator teknikal yang memiliki tiga garis utama yang bergerak mengikuti rata-rata pergerakan harga sepanjang periode tertentu. Garis utama Bollinger Bands yang diberada di tengah gerakan (middle band) dan menjadi tolok ukur merupakan garis rata-rata pergerakan harga yang dihitung secara sederhana (simple moving average). Sementara dua garis lainnya ditempatkan pada bagian atas dan bawah (upper & lower band) dihitung berdasarkan +/- 2 standar deviasi dari garis rata-rata (MA).
{break}
  • Upperband = Middle band + 2 standar deviasi
  • Middle band= MA periode 20
  • Lowerband = Middle band -2 standar deviasi
Bollinger Bands
Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2
Bollinger bands adalah Indikator yang diperkenalkan oleh John Bollinger pada tahun 1983 ini memiliki banyak fungsi yang bermanfaat bagi trader dalam aktifitas transaksi. Selain sebagai alat untuk mengenal tren, Bollinger Bands dapat digunakan sebagai indikator volatilitas dan disaat yang sama dapat memberikan gambaran titik tertinggi (overbought) dan terendah (oversold) relatif dari pergerakan harga.{break}
Penggunaan Bollinger Bands

Untuk mulai mengambil manfaat indicator Bollinger bands ini menurut John Bollinger sendiri ada 15 aturan dasar yang perlu dipahami. Aturan-aturan tersebut tertuang dalam bukunya: “Bollinger on Bollinger Bands”.

Agar tidak terlalu panjang dan lebih mudah difahami, kami merangkum panduan tersebut ke dalam 4 katagori, sebagai berikut;

1. High dan Low

Bollinger Bands mampu menyediakan definisi relatif akan harga rendah (low) dan harga tinggi (high) dari pergerakan harga. Harga tersebut dapat (dan biasanya) bergerak naik ke arah upper band atau turun ke lower band. Jika harga ditutup di bagian luar Bollinger Bands, hal tersebut tidak selalu berarti reversal, namun dapat juga merupakan sinyal berlanjut, terutama ketika ketiga garis bergerak semakin menyempit.

2. Kombinasi dengan Indikator

Definisi relatif (high dan low) Bollinger bands, dapat digunakan untuk membandingkan pergerakan harga dengan pergerakan indikator lain untuk menghasilkan sinyal transaksi yang valid. Penggunaan indikator Bollinger bands sebagai sinyal konfirmasi dapat berasal dari momentum, volume, sentimen, open interest atau data inter-market. Namun sebaiknya tidak merupakan indikator golongan yang sama. Selain itu, penggunaan indikator volatilitas atau tren tambahan tidak diperlukan karena dengan sendirinya sudah tercerminkan dalam Bollinger Bands.

3. Pengenalan pola harga (Pattern recognition)

Ketiga, Bollinger Bands dapat digunakan sebagai penjelas pola harga (price pattern), seperti pola “M” pada puncak harga dan pola “W” pada dasar harga.

4. Nilai default dan penyesuaian

Nilai default Bollinger Bands adalah MA periode 20, plus 2 SD untuk upper band dan minus 2 SD untuk lower band. Nilai aktual dari setiap instrumen dapat berbeda-beda tergantung dari instrumennya dan time frame yang digunakan masing-masing.

Periode MA yang digunakan sebaiknya intermediate, dan tidak harus dicari seakurat mungkin seperti halnya ketika menggunakan MA crossover. Jika periode MA diatur lebih panjang, maka sebaiknya jumlah standar deviasinya juga turut ditingkatkan. Misalnya, +/- 2,1 standar deviasi pada MA periode 50.

Demikian juga sebaliknya, Standar deviasi diturunkan ketika menggunakan MA periode lebih pendek, misalnya +/- 1,9 SD pada MA periode 10.

Keempat panduan tersebut karena keterbatasan tertentu, tidak akan diperjelas dengan penggunaan contoh-contoh. Setelah memahami hal-hal tersebut, pembahasan kita lanjutkan pada peluang menyusun strategi trading melalui Bollinger Bands.
{break}
Strategi Trading

Keunggulan Bollinger bands dalam menghasilkan strategi trading diperoleh dari dua karakteristiknya yang penting.
  • Yang pertama adalah indicator Bollinger bands ini mampu memberikan gambaran tren seperti halnya yang dilakukan oleh moving average.
  • Kedua, BB (Bollinger Bands) bergerak menyempit dan mengembang sesuai dengan volatilitas harga, sehingga memberikan level support dan resistance yang lebih dinamis.
Seperti yang diperlihatkan dalam gambar 1 di atas, garis tengah BB (Bollinger bands) bergerak memberikan konfirmasi terhadap tren yang tengah terjadi, sekaligus di saat yang sama, garis atas dan bawah BB (Bollinger bands) mampu memberikan level-level tahanan yang bergerak dinamis.

Dari karakteristik Bollinger bands tersebut ada dua model strategi penting yang dapat kita ambil sebagai acuan dalam penyusunan sistem trading, counter trend dan trend following.

1. Counter trend

Yang dimaksud dengan counter trend disini adalah keputusan transaksi diambil ketika harga berhasil mencapai titik-titik tahanan yang disediakan oleh BB (Bollinger bands). Dengan maksud bahwa posisi beli diambil ketika harga mencapai support, dan posisi sell diambil ketika harga mencapai titik resistance.

Strategi ini banyak digunakan akibat perilaku unik yang diperlihatkan oleh BB (Bollinger bands) terhadap perubahan harga. Harga sering sekali kembali ke area middle band setelah berhasil mencapai bahkan menembus upper band atau lower band, terutama pada masa konsolidasi.

Namun demikian, hal yang perlu diingat adalah bahwa banyak dari tag tersebut menghasilkan sinyal palsu. John Bollinger sendiri mengingatkan dalam bukunya, bahwa sentuhan (tag) harga terhadap upper atau lower band hanya sekedar tag tidak berarti apapun karena harga dapat melanjutkan pergerakannya (walking the band) dan menyentuh upper atau lower band secara terus menerus tanpa sempat mengalami koreksi terlebih dahulu, hal tersebut terjadi umumnya pada saat trending.

Untuk memperkecil sinyal palsu Bollinger bands, dalam aturan entri sebaiknya diberi filter lain atau paling tidak terdapat syarat tambahan agar tidak seluruh tag dijadikan sebagai sinyal. Dibawah ini adalah aturan sederhana Bollinger bands dengan konfirmasi closing price yang dapat dijadikan contoh untuk menginspirasi Anda dalam menyusun sistem trading seperti ini.
  • Membeli pada saat open, setelah sehari sebelumnya harga berhasil ditutup di bawah lower band.
  • Menjual pada saat open, setelah sehari sebelumnya harga berhasil ditutup di atas upper band.
Exit strategi Bollinger bands merupakan komponen terpenting dari sinyal transakasi. Di bawah ini beberapa alternatif exit yang dapat Anda jadikan panduan.
  • Menutup posisi beli pada saat harga berhasil ditutup dibawah middle band, dan menutup posisi jual pada saat harga ditutup di atas middle band. Penggunaan sistem exit seperti ini memerlukan stop tambahan (subjektif), karena ketika tren, harga dapat bergerak naik tanpa sempat ditutup di bawah atau di atas middle band.
  • Menutup posisi beli pada saat harga berhasil ditutup dibawah lower band, dan menutup posisi jual pada saat harga ditutup di atas upper band. Penggunaan stop juga diperlukan disini, karena harga dapat bergerak naik tanpa sempat memenuhi kondisi exit.
  • Alternatif trailing stop juga sebaiknya dipertimbangkan sebagai proteksi dari pergerakan harga yang tidak sempat memenuhi aturan exit, agar posisi Anda yang telah menghasilkan keuntungan tidak berubah menjadi kerugian.
{break}
Kembali pada contoh Euro h1, sejak tanggal 2 hingga 16 Oktober, dengan menggunakan alternatif exit pertama (a) tanpa stop loss, sistim ini berhasil mengantongi ± 171 pips, dengan win loss ratio 60:40 (%).
Bollinger Bands sinyal entri dan exit
Gambar 2. Contoh sinyal entri & exit Bollinger Bands pada Euro H1
Ilustrasi Bollinger bands pada gambar 2 sekedar contoh dan hanya berdasarkan uji coba visual yang memungkinkan hasil kurang akurat. Anda perlu melakukan penyesuaian sendiri terhadap instrumen, time frame dan metode sendiri sebelum mengaplikasikannya ke dalam aktifitas trading Anda.
{break}
2. Trend Following

Tentunya, aturan Bollinger bands yang paling umum digunakan dalam sistem ini adalah aturan yang secara kontras berlawanan dengan aturan-aturan counter trend diatas, baik pada entri maupun exit-nya.

Contoh pertama aturan yang umum digunakan:

Membeli pada saat harga ditutup di atas upper band. Menjual pada saat harga ditutup di bawah lower band. Tutup posisi beli pada saat harga ditutup di bawah lower band. Tutup posisi jual pada saat harga ditutup di atas upper band.
Bollinger Bands trend following
Gambar 3. Contoh trend following Bollinger Bands pada Euro h1
Kembali lagi pada ilustrasi Euro, sistem Bollinger bands ini secara kontras mengahasilkan posisi berlawanan dengan counter trend. Dengan menggunakan asumsi yang sama dan secara visual, sejak 2 hingga Oktober 09, sistem ini menghasilkan ± 55 pips dengan win loss ratio 50:50 (%).

Jika Anda adalah trend trader, Anda dapat melakukan penyesuaian dan optimasi tersendiri untuk meningkatkan hasil dari penggunaan Bollinger Bands ini.
{break}
Berikut ini adalah contoh penyesuaian penggunaan Bollinger Bands untuk sistem trend following:
  • Atur Bollinger Bands dengan nilai MA 100, dan standar deviasi 1
  • Beli ketika low kemarin berada di atas upper band
  • Jual ketika high kemarin berada di bawah lower band
  • Tutup posisi beli ketika high kemarin berada di bawah upper band
  • Tutup posisi jual ketika low kemarin berada di atas lower band
Pada contoh Bollinger bands kali ini, kita menggunakan USD/JPY sebagai instrumen dengan time frame daily. Silahkan mengujinya pada instrumen lain, seperti Euro atau USD/CHF. Hanya saja yang perlu di ingat adalah bahwa sistem ini bekerja baik dalam time frame lebih besar seperti daily. Anda akan menemukan banyak false signal ketika menerapkannya pada instrumen yang jauh lebih pendek.
 Bollinger Bands Alternatif trend following
Gambar 4. Alternatif trend following Bollinger Bands pada USD/JPY D1.
Dengan menggunakan aturan-aturan Bollinger bands tersebut diatas yang diterapkan pada USD/JPY, sistem tersebut secara visual telah menghasilkan total ± 990 pips sejak September 07 hingga 19 Okt 09, dengan win loss ratio 50:50 (%).

Kesimpulan
  • Seperti pada umumnya yang dapat kita peroleh dari alat teknikal, Bollinger Bands memberikan alternatif pembacaan terhadap pergerakan pasar dan bagaimana cara memanfaatkan pergerakan tersebut untuk meningkatkan hasil transaksi.
  • Bollinger Bands memberikan Anda gambaran tentang volatilitas harga, tren yang sedang berlangsung titik support dan resistance dalam satu bentuk indikator. Sehingga ide-ide penyusunan sistem trading dapat dilakukan dengan sederhana.
  • Contoh aturan dalam artikel ini adalah bentuk-bentuk sederhana dari penggunaan Bollinger Bands, menggunakan data terakhir beberapa instrumen, dan berdasarkan pengujian visual. Anda sebaiknya melakukan penyesuaian dan pengujian tersendiri sebelum mengaplikasikannya ke dalam live trading.

Moving Average (MA) | Relative Strength Index (RSI)


Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

Moving average (MA) dan Relative Strength Index (RSI) akan banyak dibahas dalam bagian ini, kita akan mempelajari penyusunan metode trading berdasarkan analisa teknikal. Untuk memudahkan proses penyusunan, dalam buku ini kita hanya akan membahas dan menggunakan dua indikator yang paling populer saja, yakni Moving Average dan RSI. Kedua indikator tersebut akan digunakan dalam studi kasus selanjutnya.

Moving Average merupakan indikator teknikal yang paling luas digunakan oleh investor dan trader diseluruh dunia, karena kemampuannya menghilangkan faktor subjektif dari setiap analis. Moving Average dapat diartikan sebagai perubahan harga rata-rata dalam satu timeframe tertentu. Misalnya MA 20, yang merupakan harga rata-rata selama 20 periode grafik tertentu. Jika diaplikasikan kedalam grafik Daily, MA 20 berarti harga rata-rata selama 20 hari perdagangan. Demikian juga untuk H1, MA 20 = rata-rata harga selama 20 jam terakhir.

Tipe Moving Average

Dari cara perhitungan rata-rata harga, MA terbagi dalam 3 model:

1. Simple Moving Average (SMA)

Model MA ini adalah model murni rata-rata pergerakan harga dan merupakan yang paling luas digunakan. Perhitungannya diambil dari penjumlahan dari seluruh data kemudian dibagi dengan jumlah periode yang di observasi.

2. Weighted Moving Average (WMA)

Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Misalnya, WMA 5 hari, merupakan penjumlahan seluruh data dibagi jumlah periode;1+2+3+4+5=15. Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat sensitivasnya. WMA lebih sensitif dibanding SMA. Sehingga lebih cepat menghasilkan sinyal dibanding SMA, namun memiliki lebih banyak noise.
{break}
3. Exponential Moving Average (EMA)

EMA adalah MA yang berusaha menjawab persoalan antara SMA dan WMA, dengan perhitungan yang lebih rumit diantara ketiganya. Misalnya, untuk membuat EMA 20 hari, maka diperlukan data MA 20 hari terlebih dahulu, baru kemudian data ini dijadikan sebagai titik perhitungan awal, untuk diambil selisih dan pembaginya. Perhitungan EMA, sudah dilakukan otomatis oleh trading platform yang ada. EMA mampu mengenali perubahan tren lebih awal, dibanding SMA, namun memiliki noise yang lebih rendah dibanding WMA.
Exponential Moving Average
Gambar 1 Tiga jenis moving average
Dalam gambar 1 diatas kita dapat melihat perbedaan dari ketiga jenis Moving Average. Weighted bergerak lebih cepat, sementara Exponential bergerak lebih cepat dibanding Simpe MA, namun masih mampu memberikan sinyal lebih cepat dibanding simple Moving Average.

Penggunaan moving average

Ada banyak cara untuk menggunakan MA sebagai alat dalam menentukan tren dan perubahan nya, dan cara tersebut semakin hari semakin berkembang. Beberapa gambaran umum penggunaan MA dibawah ini dapat dijadikan panduan;
  • Mengenali tren
Moving average dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengenali tren dengan membandingkan pergerakan harga terhadap garis MA. Tren naik dapat  dikatakan telah terjadi ketika harga bergerak di atas MA, turun ketika harga bergerak di bawah MA.
{break}
  • Support and Resistance areamoving average tips
MA juga berfungsi sebagai support dan resistance pergerakan harga. Seperti pada gambar 2 MA berfungsi sebagai support ketika Euro mengalami rally dari bulan Februari hingga April 2008, setelah berhasil menembus level support pada bulan Agustus’08, garis MA kemudian berfungsi sebagai resistance hingga Mei 2009.
moving average sebagai support dan resistance Gambar 2 MA sebagai support dan resistance
Ketika harga berada diatas MA, MA bertindak sebagai support dan ketika harga berada di bawah MA, MA bertindak sebagai resistance.
  • Identify reversal opportunities
MA juga dapat digunakan untuk mencari indikasi perubahan tren harga, sekaligus menemukan level entry dan exit transaksi. Ada dua cara utama untuk mendapatkan hasil tersebut:

Pemotongan garis MA oleh harga.

Perubahan tren harga dapat dikenali ketika harga memotong ke atas atau ke bawah garis MA. Jika harga memotong ke atas garis MA, maka tren naik sedang dimulai. Dan jika harga memotong ke bawah garis MA, maka tren turun dapat dikatakan sedang dimulai.
{break}  
Perpotongan antara garis MA

Perpotongan antara garis MA dikenal dengan istilah crossover method. Umumnya crossover menggunakan dua atau lebih garis MA yang saling berbeda periode. Crossover yang paling terkenal dan masih memiliki validitas tinggi adalah double crossover method. Metode ini yang seterusnya akan kita gunakan dalam pembahasan selanjutnya.
moving everage double crossove
Gambar 3 Double crossover method, Euro Hourly, Mei 2009
Konsep crossover berarti, MA akan menghasilkan sinyal trend naik ketika garis MA periode yang lebih pendek memotong ke atas garis MA periode yang lebih panjang, dan sinyal tren turun terjadi ketika garis MA pendek memotong ke bawah garis  MA periode yang lebih panjang. Kombinasi klasik yang populer untuk metode ini adalah; 5 dan 10, 10 dan 50, 20 dan 50.

Dalam gambar 3, di dalam grafik euro sejak tanggal 5 hingga 14 Mei 2009, terdapat dua kali crossover, yang pertama menghasilkan kerugian dan yang kedua menghasilkan keuntungan cukup besar.

Crossover bekerja dalam kondisi terbaik pada saat harga mengalami tren satu arah, seperti yang diilustrasikan dalam figure 4, terhadap USD JPY, Hourly.
moving everage crossover method
Gambar 4 Crossover method, USDJPY Hourly, Mei 2000  {break}
Relative Strength Index (RSI)

Indikator ini adalah indikator ke dua yang akan kita bahas dalam buku ini. RSI merupakan salah satu indikator yang paling luas digunakan oleh trader dan investor.

Dikembangkan oleh J. Welles Wilder Jr. sejak tahun 1970-an dan pertama kali dipublikasikan melalui bukunya New Concepts in Technical trading systems.

Ada banyak penggunaan RSI yang diperkenalkan oleh Wilder dalam bukunya tersebut, namun kita hanya akan membahas bagian terpenting yang masih memiliki validitas tinggi.

RSI mungkin dapat didefinisikan sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0 (nol) hingga 100.

Penggunaan RSI

Ada tiga variasi penggunaan RSI yang harus diperhatikan karena akurasi sinyalnya yang masih cenderung tinggi.

1. Identifikasi puncak dan lembah harga (Top & Bottom Recognition)

Puncak dan lembah harga diindikasikan melalui RSI yang bergerak ke atas area 70 atau turun kebawah area 30. Beberapa analis lebih menyukai penggunaan 80 sebagai area ekstrim atas atau lebih dikenal dengan istilah overbought dan area 20 sebagai level ekstrim bawah atau oversold.

Sebagai contoh, gambar 5 menunjukkan kepada Anda bagaimana RSI memberikan indikasi harga tertinggi dan terendah yang terjadi pada grafik EURJPY. Ketika harga mencapai level dasar, RSI telah memasuki area oversold di bawah level 30, kemudian harga bergerak naik membentuk puncak (top) yang diikuti oleh RSI di atas 70 (overbought), dan turun kembali membentuk dasar yang ditandai dengan penurunan RSI kembali ke bawah level 30.
{break}
relative strength index
Gambar 5  RSI indikasikan puncak dan lembah harga
2. Mengenali pola (Pattern Recognition)

Pola harga yang muncul dalam RSI mungkin tidak dapat diidentifikasikan hanya melalui grafik harga. Terkadang beberapa pola muncul lebih jelas dalam RSI dibanding pada harga sendiri.

Gambar 6 memperlihatkan ketika harga bergerak naik, RSI telah membentuk pola head and shoulder yang pertama, dan lebih dulu mengalami breakout dibanding harga ketika menembus garis tren. Pada pola head & shoulder kedua, baik harga maupun RSI secara bersamaan menembus garis tahanan. Setelah berhasil breakout neckline H&S, RSI kemudian membentuk pola triangle yang hanya diindikasikan oleh garis support dalam harga.
RSI pola grafik
Gambar 6 Pola grafik dalam RSI terkadang lebih mudah dikenali {break}
3. Failure swings atau Divergence

Penggunaan yang ketiga ini adalah penggunaan yang paling banyak diawasi oleh trader karena kekuatannya yang cukup besar dalam menghasilkan pergerakan pasar. Divergence terjadi ketika harga membentuk level tertinggi atau terendah baru namun tidak diikuti oleh pembentukan level tertinggi atau terendah baru RSI.

Misalnya dalam tren naik seperti dalam gambar 7, harga membentuk level tertinggi baru namun RSI mengalami kegagalan membentuk level tertinggi baru, kegagalan ini disebut dengan failure swing dan akhirnya membentuk divergence.
RSI divergen
Gambar 7 Poweful divergence pada USDCHF, Daily.
Maksud dari divergence adalah pasar telah kehilangan kekuatan ketika high terbaru tersebut dibentuk. Demikian juga saat penurunan, harga membentuk low baru namun RSI mengalami kegagalan sehingga membentuk bullish divergence. Divergence memiliki implikasi reversal, dalam arti jika terjadi dibawah akan memberikan dorongan bullish dan jika terjadi di atas akan memberikan dorongan bearish.

Kombinasi antara moving average dan RSI

Penggunaan dua indikator diatas, seperti halnya penggunaan indikator yang lain, sangat tergantung pada pribadi penggunanya. Hal yang perlu diperhatikan sebelum penyusunan metode trading, adalah karakter, kemampuan modal dan strategi yang Anda pilih.

Panduan kombinasi

Anda dapat menggunakan poin-poin di bawah ini sebagai panduan untuk menggabungkan dua indikator tersebut:
  • Moving Average adalah indikator yang digunakan sebagai filter dari fluktuasi harga, ditujukan untuk mengenali tren dan perubahan tren yang terjadi.
  • MA periode lebih pendek bergerak sangat dekat dengan harga. Semakin kecil periode yangdipilih semakin kecil pula jarak MA dengan harga, sehingga swing yang terjadi selama pergerakan harga berlangsung tidak dapat diperhalus oleh MA, dengan demikian frekuensi terjadinya noise atau sinyal failure-pun semakin tinggi.
  • Namun di sisi lain, penggunaan MA dengan periode ini akan menghasilkan sinyal yang relatif jauh lebih cepat. Semakin panjang periode MA yang dipilih biasanya semakin jauh pula jaraknya dengan harga running. MA ini dapat memperhalus pergerakan harga sehingga tren dapat dengan mudah dikenali. Sinyal yang dihasilkan lebih lambat namun memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi.
  • RSI adalah indikator kekuatan pasar yang bergerak dalam batasan 0 hingga 100. Ditujukan untuk mengenali peluang berbaliknya harga dalam interval waktu yang relatif pendek. Gunakan RSI untuk level oversold ketika tren naik, untuk mencari peluang lebih murah. Dan gunakan pola RSI untuk mendapatkan level breakout terbaik, atau divergence untuk mengenali peluang berbaliknya harga.
{break}
Studi kasus
Studi kasus ini ditujukan untuk membantu Anda dalam merumuskan sinyal yang akan Anda gunakan dalam transaksi. Sehingga contoh dalam e-book ini selayaknya tidak dianggap sebagai rekomendasi, karena hanya bersifat ilustrasi yang memberikan panduan bagi Anda. Dalam studi ini mari kita mengambil contoh Swiss Franc Daily, periode Juni 2007 hingga 22 Mei 2009.
  • Pada tanggal 31 Mei 2007 seperti yang terlihat pada gambar 9.8, MA mengalami double crossover di area atas, namun RSI belum memberikan konfirmasi untuk membeli. Pada tanggal 29 Juni 2007, RSI 14 berhasil melakukan breakout ke bawah dan beberapa waktu kemudian, terjadidouble crossover. Dengan demikian, kedua indikator ini memberikan kesimpulan yang sama dan kita telah mendapatkan konfirmasi untuk menjual.

    Breakout RSI dan konfirmasi MA
    Gambar 8 Breakout RSI dan konfirmasi MA
     
  • Dalam gambar 9, terlihat pada bulan 9, 2008, CHF telah selesai membentuk pola berlanjut Head & Shoulder, sementara harga bergerak di bawah MA, yang mengindikasikan tren turun masih kuat. Breakout RSI pada garis neckline Head and shoulder mengindikasikan bearish, yang berarti masih sejalan dengan posisi MA. Disini, kita dapat membiarkan posisi sebelumnya atau menambah posisi baru.

    RSI divergen
    Gambar 9 Powerful Divergence RSI, USDCHF Daily{break}
     
  • Bulan Februari 2008, RSI selesai membentuk pola Symmetrical Triangle (garis biru pada gambar 10) dan breakout ke bawah, dengan kondisi MA yang masih stabil di atas. Keduanya memberikan indikasi bahwa penurunan masih berlanjut. Kemudian pada bulan Maret, terjadi divergence (ditandai dengan garis merah), dimana harga berhasil membentuk low baru namun RSI mengalami kegagalan, yang merupakan indikasi perubahan tren harga. Disini kita dapat mengurangi posisi yang ada untuk berjaga-jaga atau bahkan melikuidasi seluruhnya.

     RSI Divergence dan Triangle
    Gambar 10 Divergence dan Triangle pada RSI, breakout garis support pada harga. {break}
     
  • Dalam gambar 11 setelah RSI membentuk divergence, harga mengalami kenaikan hingga bulan Mei 2008, dan mengalami konsolidasi dalam range terbatas Bersamaan dengan itu, RSI membentuk pola triangle yang berhasil ditembus ke atas pada bulan Juli, yang kemudian diikuti oleh breakout harga terhadap channel line dan crossover double MA. Di sini kita melikuidasi seluruh posisi yang tersisa dan merupakan waktu baik mengambil posisi beli.

    Triangle RSI and Break of line
    Gambar 11 Triangle RSI and Break of line seen in price
     
  • Dalam gambar 12 setelah breakout, CHF mengalami kenaikan hingga Nopember 2008 Pada periode ini, RSI telah menyelesaikan pola Head and Shoulder dan Triangle yang diikuti oleh divergence pada puncak harga. Disini kembali kita sebaiknya melikuidasi posisi. Setelah harga dan RSI berhasil melakukan breakout ke bawah, double MA melakukan cross yang mengindikasikan tren turun. Namun di saat yang bersamaan, RSI membentuk divergence kembali di dasar harga yang mengindikasikan reversal (berlawanan dengan MA). Di level ini kita sebaiknya tidak mengambil posisi, sembari menunggu konfirmasi selanjutnya.

    RSI Break Head and shoulder
    Gambar 12 Break Head and shoulder pada RSI dan double cross pada MA
    {break}
     
  • Dalam gambar 13, MA kemudian memberikan konfirmasi kenaikan setelah divergence padatahap e sebelumnya. Kita mendapatkan konfirmasi membeli.  Harga kemudian mengalami kenaikan sejak bulan Januari 2009, yang kemudian diikuti oleh crossover MA. Pada fase ini kita kemudian kembali melikuidasi posisi dengan profit sangat tipis. Pada fase berikutnya, harga mengalami konsolidasi hingga 8 Mei 2009 lalu, dimana harga dan RSI secara bersamaan membentuk pola triangle

    Crossover MA dan breakout triangle RSI
    Gambar 13 Crossover MA dan breakout triangle RSI
    {break}
Breakout harga dan RSI terjadi dibarengi dengan cross MA. Pada tahap ini kita kembali mendapatkan sinyal konfirmasi untuk menjual. Posisi tersebut dapat kita pertahankan hingga satu atau dua indikator kita saling memberikan sinyal yang berlawanan. Jika kita menemukan kedua indikator memberikan sinyal yang sama, maka dari sisi kombinasi, hal ini sudah cukup sebagai dasar untuk mengambil posisi baru atau menambah posisi lama.
skenario maoving average dan RSI
Gambar 14 Skenario lengkap USDCHF, Mei 2007-Mei 2009
Skenario secara lengkap dapat disimak pada gambar 14. USD/CHF menurun dari Maret 2007 hingga Februari 2008 dan pembalikan tren terjadi yang menyebabkan uptrend dari Maret 2008 sampai ke Nopember 2008. Setelah ini, USD/CHF memasuki pola harga sideways. Jika melihat gambaran secara keseluruhan, dapat dilihat tren dan pola pada harga dan RSI.

Seperti yang sudah kita diskusikan sebelumnya, tren dapat dikenali melalui penggunaan moving average. Dan RSI dapat kita gunakan sebagai filter untuk mendapatkan konfirmasi lanjutan.

Gunakan ilustrasi diatas sebagai panduan. Anda dapat mencari, menyusun dan eksperimentasi dengan alat teknikal yang lain. Namun ingatlah untuk menjamin alat tersebut sederhana mungkin.

Review
  • Moving average adalah indikator untuk mengenali tren dan mengukur tren yang terjadi.
  • Sebuah sinyal yang dihasilkan oleh moving average didasarkan pada crossover yang terjadi baik dengan harga maupun dengan MA yang berbeda periode.
  • Relative Strength Index adalah jenis dari oscillator yang ditujukan untuk mengukur kekuatan harga dan penggunaan terbaiknya terletak pada saat harga mengalami konsolidasi atau sideway.
  • Anda dapat menggunakan moving average bersamaan dengan RSI untuk menghasilkan sinyal transaksi.